Welcome to Mu_Ha Kuzuryu's Blog

Give your smile to everyone everyday. And remember, smile is special gift. Make tomorrow is better than today. OK!!!

Jumat, 29 Mei 2009

Flora dan Fauna

RINGKASAN MATERI

Indonesia merupakan wilayah yang memiliki keanekaragaman hayati tingkat tinggi. Keanekaragaman makhluk hidupnya termasuk dalah satu dari tiga negara yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi, yaitu Brazil dan Zaire.
Keanekaragaman jenis makhluk hidup di Indonesia disebabkan karena letak Indonesia yang berada di daerah tropis. Di lingkungan hutan hujan tropis sapat ditemukan keanekaragaman yang bisa mencapai 300 kali lebih besar dibandingkan dengan keanekaragaman di daerah hutan iklim sedang.
Posisi Indonesia merupakan tempat yang khas terhadap persebaran keanekaragaman hayati dunia. Di Indonesia banyak dijumpai beraneka ragam ekosistem. Keanekaragaman ini dapat menunjang tingginya keanekaragaman hayati di Indonesia. Dalam ekosistem itu terdapat banyak flora dan dauna yang beraneka ragam, dan setiap tiap wilayah pasti mempunyai perbedaan karakteristik.
Akan tetapi, seiring pergantian tahun, beberapa jenis flora dan fauna mulai terancam kepunahan. Hal itu dikarenakan adanya pembukaan hutan secara sembarangan atau dengan sisterm baker atau tebang habis yang dapat mengancam keselamatan flora dan fauna. Perburuan liar pun semakin banyak sehingga beberapa fauna pun hanya tinggal beberapa saja.
Kita pun harus menyadari betapa pentingnya biodiversitas–keanekaragaman hayati–baik untuk manusia ataupun ekosistem secara keseluruhan. Kita harus memulai usaha-usaha melestarikan biodiversitas itu. Hal yang sudah terwujud adalah dengan dibuatnya undang-undang lingkungan, undang-undang perburuan, kebun raya, suaka alam, taman nasional, dan lain-lain. Di antaranya yaitu suaka margasatwa dan cagar alam yang mempunyai peran penting dalam menjaga flora dan fauna yang termasuk langka agar terhindar dari kepunahan.


KERBAU

Dalam karya tulis ini, kami akan mendeskripsikan beberapa flora dan fauna yang ada di Indonesia yang sering kita jumpai. Salah satu yang sering kita jumpai adalah Kerbau. Kerbau merupakan salah satu hewan yang diternakkan di Jawa Timur.Kerbau adalah binatang memamak biah yang masih termasuk dalam subkeluarga bovinae. Kerbau liar (Arni) masih dapat ditemukan di daerah-daerah Pakistan, India, Bangladesh, Nepal, Bhutan, Vietnam, China, Filipina, Taiwan, Indonesia, dan Thailand. Penjinakan kerbau sangatlah umum di Asia, Amerika selatan, Afrika utara, dan Eropa. Kerbau liar banyak hidup dan ditemui di Asia Tenggara. Dan saat ini populasi kerbau liar di Asia mulai menurun dan dikhawatirkan bahwa di masa yang akan datang tidak akan ada lagi populasi kerbau liar yang dapat ditemukan.
Berikut adalah karakteristik dari kerbau. Kerbau dewasa dapat memiliki berat sekitar 300 kg hingga 600 kg. Kerbau liar dapat memiliki berat yang lebih, kerbau liar betina dapat mencapai berat hingga 800 kg dan kerbau liar jantan dapat mencapai berat hingga 1200 kg. Berat rata-rata kerbau jantan adalah 900 kg dan tinggi rata-rata di bagian pundak kerbau adalah 1,7 m. Salah satu ciri yang membedakan antara kerbau liar dengan kerbau domestik adalah bahwa kerbau domestik memiliki perut yang bulat. Dan dikarenakan adanya percampuran keturunan antara kerbau-kerbau antara populasi yang berbeda, berat badan kerbau dapat bervariasi.
Berdasarkan klasifikasi kerbau, beberapa autoritas mengelompokkan kerbau sebagai suatu spesies Bubalus bubalis dengan tiga subspesies yaitu Kerbau Sungai yang berasal dari Asia Selatan, Kerbau Rawa yang berasal dari Asia Tenggara dan Arni atau Kerbau Liar. Adapun kerbau jenis lain biasanya masih berkerabat dekat dengan subspesies tersebut.
Berdasarkan jumlah kromosom yang dimiliki, Kerbau Rawa yang dapat ditemukan di Asia tenggara memiliki 48 kromosom, Kerbau sungai memiliki 50 kromosom.

Mengenai manfaat dari kerbau, susu dari kerbau banyak digunakan oleh manusia. Contohnya sebagai bahan keju Mozzarella. Daging kerbau juga merupakan hasil ekspor utama di India. Meskipun demikian daging kerbau kurang disukai di Asia karena kekerasannya. Kulit kerbau sering digunakan juga sebagai bahan sepatu dan helm sepeda motor.
Kerbau selain digunakan sebagai penghasil susu dan daging juga sering digunakan karena tenaganya. Di Minangkabau, Sumatra Barat, susu kerbau juga diolah menjadi dadiah (sejenis yoghurt). Kotoran kerbau dapat digunakan sebagai pupuk atau biogas.
Di Jawa Timur orang mengenal adanya tradisi Karapan Sapi di Madura. Akan tetapi di Lumajang, Jawa Timur para petani memiliki tradisi Karapan Kerbau. Dan lomba ini digelar setiap tahun sehabis panen sebagai ungkapan kegembiraan atas hasil jerih payah mereka bertani.
Di Desa Banyuputih, Kecamatan Randu Agung, Lumajang, Jawa Timur, karapan Kerbau ini digelar di areal persawahan. Dan acara ini pun menjadi suatu hiburan bagi masyarakat sekitar. Mereka pun percaya bahwa kerbau adalah ternak symbol kemakmuran para petani.
MENGKUDU

Kita mengenal mengkudu akan khasiatnya yang dapat menyembauhkan berbagai penyakit. Tumbuhan ini kadang tumbuh di pekarangan rumah dengan subur. Pohon buah mengkudu mempunyai karakteristik, yaitu tinggi antara 3-8 meter dengan batang pokok jelas. Daun bertepi rata, berwarna hijau kekuningan. Bunganya berbentuk bonggol di ketiak daun. Buahnya berbenjol-benjol tidak teratur. Panjangnya mencapai 5-10 cm. Mengkudu atau dikenal Pace tumbuh pada tanah berkapur ketinggian 1.000m dpl.
Berdasarkan penelitian, ada sekitar 61 lebih senyawa berkhasiat yang dikandung mengkudu. Senyawa itu bekerja secara sinergis. Contohnya, beberapa senyawa yang berperan aktif dalam pengobatan penyakit tertentu, bukan berarti hanya senyawa itu yang berkontribusi. Tapi dibantu juga oleh senyawa lainnya. Hal itulah yang menyebabkan mengkonsumsi hasil ekstraksi satu senyawa bakal berbeda khasiatnya dibandingkan dengan kalau kita menenggak sari buah mengkudu secara keseluruhan.
Misalkan dalam mengobati tekanan darah. Sari buah mengkudu bisa meningkatkan tekanan darah bagi penderita darah rendah. Akan tetapi di sisi lain buah ini juga bisa menurunkan tensi darah bagi penderita hipertensi. Dan hal itu itu tidak akan terjadi pada buah mengkudu yang diekstrak.
Menurut penelitian dr. Mona Harrison dari fakultas Kedokteran Universitas Bolton, konsumsi sari buah megkudu akan membantu penyediaan hormon xeronine. Uraian lain tentang hormon Xeronine dijelaskan pada Kandungan Kimiawi Buah Mengkudu.
Efek kontradiktif dari buah mengkudu juga telah diteliti oleh Y. Murati (1981) dari fakultas Kedokteran UGM. Perasan daging buah mengkudu memberikan perubahan yang sangat bagus pada jantung, yaitu menurunkan kekuatan kontraksi otot jantung, menurunkan kecepatan denyut jantung dan menaikkan jumlah aliran darah koroner jantung pada setiap menitnya.
Uji praklinis pada tungkai bawah kucing juga menunjukkan adanya pengaruh hipotensif, yaitu menurunkan tahanan aliran darah (vasodilatasi) pembuluh darah tungkai bawah kucing tapi juga mempunyai efek hipertensif. penelitian oleh A.M. Djojosugito dkk. (1975-1976) itu menunjukkan, dalam sari buah mengkudu setidaknya terdapat dua komponen yang bersifat berlawanan.
Dalam penelusuran Luki yang pernah mengenyam pendidikan farmasi di Bandung, sari mengkudu juga mengandung scopoletin yang salah satu fungsinya yaitu membersihkan endapan yang menyebabkan arteroklerosis dalam pembuluh darah. Dengan keadaan yang demikian, pembuluh darah menjadi lentur sehingga jantung dapat memompa darah dengan baik.

Berikut ini adalah mengenai kandungan kimiawi dari buah mengkudu.

Senyawa-senyawa Terpenoid
Senyawa terpenoid adalah senyawa hidrokarbon isometrik yang juga terdapat pada lemak/minyak esensial (essential oils), yaitu sejenis lemak yang sangat penting bagi tubuh. Zat-zat terpen membantu tubuh dalam proses sintesa organik dan pemulihan sel-sel tubuh.

Zat Anti-bakteri
Acubin, L. asperuloside, alizarin dan beberapa zat antraquinon telah terbukti sebagai zat anti bakteri. Zat­-zat yang terdapat di dalam buah mengkudu telah terbukti menunjukkan kekuatan melawan golongan bakteri infeksi: Pseudonzonas aeruginosa, Proteus morganii, Staphylo­coccus aureus, Bacillus subtilis dan Escherichia coli.

Pengujian selanjutnya menunjukkan bahwa kegiatan zat anti-bakteri dalam buah mengkudu dapat mengontrol dua golongan bakteri yang mematikan (pathogen), yaitu: Salmonella dan Shigella. Penemuan zat-zat anti bakteri dalam sari buah mengkudu mendukung kegunaannya untuk merawat penyakit infeksi kulit, pilek, demam dan berbagai masalah kesehatan yang disebabkan oleh bakteri.

Asam
Asam askorbat yang ada di dalam buah mengkudu adalah sumber vitamin C yang luar biasa. Vitamin C merupakan salah satu antioksidan yang hebat. Antioksidan bermanfaat untuk menetralisir radikal bebas (partikel-partikel berbahaya yang terbentuk sebagai basil samping proses metabolisme, yang dapat merusak materi genetik dan merusak sistem kekebalan tubuh). Asam kaproat, asam kaprilat dan asam kaprik termasuk golongan asam lemak. Asam kaproat dan asam kaprik inilah yang menyebabkan bau busuk yang tajam pada buah mengkudu.

Nutrisi
Secara keseluruhan mengkudu merupakan bahan makanan yang bergizi lengkap. Sebagian besar adat budaya Polinesia masa lampau maupun sekarang, menggunakan buah mengkudu sebagai makanan utama. Penduduk asli kepulauan Pasifik Selatan mengkonsumsi buah mengkudu untuk dapat bertahan hidup pada waktu kelaparan. Demikian pula, para prajurit yang menetap di kepulauan Polinesia selama perang dunia II dianjurkan untuk mengkonsumsi buah mengkudu untuk menambah kekuatan dan tenaga.

Zat-zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh antara lain: karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral-mineral esensial juga tersedia dalam buah maupun daun mengkudu. Selenium adalah salah satu contoh mineral yang banyak terdapat pada mengkudu dan merupakan antioksidan yang hebat.

Scopoletin
Pada tahun 1993, peneliti universitas Hawaii berhasil memisahkan zat-zat scopoletin dari buah mengkudu. Zat­-zat scopoletin ini mempunyai khasiat pengobatan, dan sebagai tambahan para ahli percaya bahwa scopoletin adalah salah satu di antara zat-zat yang terdapat dalam buah mengkudu yang dapat mengikat serotonin, salah satu zat kimiawi penting di dalam tubuh manusia.

Scopoletin berfungsi memperlebar saluran pembuluh darah yang mengalami penyempitan dan melancarkan peredaran darah. Selain itu scopoletin juga telah terbukti dapat membunuh beberapa tipe bakteri, bersifat fungisida (pembunuh jamur) terhadap Pythium, sp dan juga bersifat anti-peradangan dan anti-alergi.

Zat Anti-kanker (Damnacanthal)
Beberapa penelitian terbaru tentang mengkudu dilakukan untuk mengetahui kandungan zat-zat anti­kanker (damnacanthal ). Empat ilmuwan Jepang berhasil menemukan zat anti kanker pada ekstrak mengkudu ketika mereka sedang mencari zat-zat yang dapat merangsang pertumbuhan struktur normal dari sel­sel abnormal K-ras-NRK (sel pra kanker) pada 500 jenis ekstrak tumbuhan, Ternyata zat anti kanker pada mengkudu paling efektif melawan sel-sel abnormal.

Xeronine dan Proxeronine
Salah satu alkaloid penting yang terdapat dalam buah mengkudu adalah xeronine. Xeronine dihasilkan juga oleh tubuh manusia dalam jumlah terbatas yang berfungsi untuk mengaktifkan enzim-enzim dan mengatur fungsi protein di dalam sel.

Xeronine ditemukan pertama kali oleh Dr. Ralph Heinicke (ahli biokimia). Walaupun buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine, tetapi mengandung bahan-­bahan pembentuk (prekursor) xeronine, yaitu proxeronine dalam jumlah besar.

Proxeronine adalah sejenis asam koloid yang tidak mengandung gula, asam amino atau asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya dengan bobot molekul relatif besar, lebih dari 16,000. Apabila kita mengkonsumsi proxeronine maka kadar xeronine di dalam tubuh akan meningkat. Di dalam tubuh manusia (usus) enzim proxeronase dan zat­-zat lain akan mengubah proxeronine menjadi xeronine. Fungsi utama xeronine adalah mengatur bentuk dan rigiditas (kekerasan) protein-protein spesifik yang terdapat di dalam sel. Hal ini penting mengingat bila protein-protein tersebut berfungsi abnormal maka tubuh kita akan mengalami gangguan kesehatan.

Zat Pewarna
Kulit akar tanaman mengkudu mengandung zat pewarna (merah), yang diberi nama morindon dan morindin.

Jadi, dalam kesimpulan mengenai buah Mengkudu, kita tak perlu ragu untuk mengkonsumsi buah ini karena baunya yang kurang sedap. Yang harus kita tanamkan pada diri kita adalah khasiat dari buah tersebut, bukan bau atau rasanya yang tidak enak.
ANGGREK

Bunga ini merupakan bunga yang paling terkenal dengan keindahan dan keunikan bentuk mahkota serta warnanya yang beragam. Keterkenalan bunga ini pun tidak kalah dengan tanaman hias lain. Dengan bunga yang bergerombol tersusun rapi di satu tangkai membuat kita tak jenuh untuk memandangnya. Anggrek kini banyak dikoleksi oleh orang-orang Indonesia.
Bunga Anggrek merupakan famili Orchidaceae yang memiliki kurang lebih 43.000 spesies. Sekitar 5.000 spesies di antaranya ada di Indonesia. Bunga anggrek dapat tumbuh hampir di seluruh dunia kecuali di daerah Antartika. Anggrek dapat tumbuh di hutan yang gelap, lereng yang terbuka, batu-batu karang, gurun pasir, bahkan di kaki gunuing Himalaya anggrek bisa tumbuh.
Anggrek mempunyai beberapa genus. Yang cukup terkenal adalah Dendrobium, Arachnis, Cymbidium, Cattleya, Vanda dan Phalaenopsis.

Karakteristik Anggrek antara lain, mempunyai akar, batang, daun, dan bunga yang berbeda beda. Akar bunga anggrek ada dua jenis yaitu akar anggrek epifit dan akar anggrek terestrial. Akar anggrek epifit mempunyai rambut yang pendek atau nyaris tak berambut. Sedangkan akar anggrek terestrial mempunyai rambut yang cukup panjang.
Pada batangnya, ada dua tipe, yaitu tipe simpodial dan tipe monopodial. Batang simpodial adalah batang yang tidak mempunyai batang utama. Contohnya adalah anggrek jenis Denrdobium, Cattleya, Oncidium, dan Cymbidium. Dan batang anggrek monopodial adalah batang yang pertumbuhannya terus ke atas tanpa ada batas. Contohnya adalah anggrek jenis Vanda, Arachnis, Phalaenopsis, dan Aerides.
Bentuk daun anggrek tergantung pada jenis anggreknya. Bentuk silindris yang mirip dengan pensil ini contohnya pada jenis Vanda hookeriana. Lalu yang berbentuk talang contohnya Aerides, Ascocentrum, Rhynchostylis. Bentuk daun yang lonjong dan memanjang seperti sendok serta relatif datar contohnya adalah anggrek Cattleya atau Bulbophylum. Dan bentuk yang bertunggangan, mengimpit batang atau bagian daun di atasnya dan daun yang melebar ke arah ujung adalah ciri-ciri dari tipe Phalaenopsis dan Oberonia.
Anggrek mempunyai banyak tempat untuk tumbuh. Anggrek epifit yaitu jenis yang biasanya tumbuh menempel pada pohon inang. Lalu anggrek terestrial adalah anggrek yang hidup di atas permukaan tanah. Anggrek litofit yakni anggrek yang tumbuh pada batu-batuan. Dan anggrek saprofit yaitu anggrek yang hidup pada media yang mengandung humus atau daun-daun kering.

Anggrek mempunyai pertumbuhan yang bagus. Cahaya matahari turut mempengaruhi pertumbuhan bunga ini. Dan tiap jenis anggrek mempunyai intensitas cahaya yang berbeda-beda. Misalnya, anggrek Dendrobium mempunyai kebutuhan cahaya antara 50% sampai 65%, anggrek Phalaenopsis mempunyai intensitas 10% sampai 15%. Suhu dan kelembapan juga turut mempengaruhi pertumbuhan bunga anggrek.
Perbanyakan bunga anggrek bisa dilakukan secara generatif dan vegetatif. Media tanam anggrek bermacam-macam, antara lain dengan menggunakan pecahan batu bata atau genteng, pakis, serutan atau potongan kayu, sabut kelapa, arang kayu dan moss kadaka.

Oleh karana bunga ini mudah dalam perawatannya dan dapat tumbuh baik terutama di wilayah tropis seperti Indonesia, maka banyak orang yang tertarik untuk memelihara bunga ini. Dengan bentuk dan warna yang memikat, kita tak akan mudah bosan karena rasa kagum yang akan ada pada diri kita. Dan pantaslah kalau bunga ini dinamakan sebagai Puspa Pesona di Indonesia.
DAUN SIRIH

Tanamah sirih banyak ditemukan di pedesaan pada umumnya. Tumbuhan ini merambat pada tumbuhan lain . Daun sirih bentuknya lonjong berujung runcing dan berpangkal seperti jantung. Warnanya kuning sampai hijau tua dan daun sirih mempunyai bau aromatik yang khas. Batang tumbuhan sirih sangat kecil, berdiameter kurang dari 5 mm, lunak dan banyak ruasnya, warnanya hijau kehitam-hitaman.
Daun sirih mempunyai kandungan gula, amilum, tanin. Daun sirih mempunyai khasiat antara lain sebagai obat batuk, menghentikan pendarahan pada hidung (mimisan), mengobati sakit gigi, dan sebagai obat pencuci mata.
Sebagai obat batuk, cara mengolahnya, ambil daun sirih, gula batu dan kayu manis secukupnya lalu direbus. Lalu setelah dingin disaring dan dapat diminum sebagai obat batuk. Dan sebagai obat mata yang kurang tajam penglihatannya, rebus 5 lembar daun sirih dengan air ½ liter. Setelah mendidih, dinginkan lalu saring. Lalu masukkan air sirih tersebut ke dalam tempat pencuci mata dan letakkan mata kita pada wadah itu lalu pejam-pejamkan mata kita. Awal kita menggunakannya, mata kita akan terasa perih dan pedas. Tapi lama-lama penglihatan kita akan lebih tajam.
MAHKOTA DEWA

Buah mahkota dewa mempunyai ukuran sedikit lebih besar dari jeruk nipis. Ketika sudah tua, buah mahkota dewa berwarna merah menyala, sedangkan ketika masih muda buah ini berwarna hijau. Pohon mahkota dewa mempunyai tinggi yang dapat mencapai 5 meter. Batangnya berkayu dan mempunyai banyak cabang. Daun pohon mahkota dewa berbentuk lonjong, kurang lebih berukuran 10 x 4 cm dan tumbuh dengan rimbun.
Biji buah mahkota dewa berbentuk seperti biji buah rambutan dan tiap satu buah mahkota dewa terdapat 2 sampai 3 biji. Tiap-tiap biji ini dibungkus dengan selaput halus dan biji ini mengandung racun yang berbahaya. Oleh karana itu kita jangan sampai memakan biji buah mahkota dewa ini.

Khasiat dari buah mahkota dewa antara lain dapat mengobati penyakit kanker atau tumor. Dan cara membuat obatnya sebagai berikut, buah mahkota dewa diiris kecil-kecil atau tipis-tpis, lalu dikeringkan tanpa bantuan panas matahari, yaitu dengan mendiamkan buah ini selama beberapa hari. Lalu buah mahkota dewa sebanyak 3 buah yang sudah dikeringkan direbus dengan air ½ liter dan rebus sampai air tinggal ¼ liter. Dan ketika merebus, campurkan daun dewa sebanyak 7 lembar. Dan untuk merebus obat ini sebaiknya dilakukan pada malam hari dan diembun-embunkan selama satu malam lalu diminum pada pagi harinya.
SEDAP MALAM

Sedap Malam menpunyai nama latin Polianthes tuberose. Tanaman ini tidak dapat tumbuh pada musim dingin dan dapat tumbuh baik di atas tanah alluvial, sedangkan di atas tanah yang sudur, rumpunnya dapat tumbuh lebih baik dari 2 – 3 tahun. Namun pada prakteknya tanaman tersebut diganti setahun sekali yang ditanam pada lokasi yang berbeda.
Di Perancis Selatan, tanaman sedap malam yang digunakan sebagai sumber zat pewangi untuk parfum adalah varietas yang berbunga tunggal, sedangakan varietas yang berbunga ganda bisanya diperdagangakan sebagai bunga segar. Dalam satu tangkai bunga, bunga tumbuh pada tangkai sepanjang 15 – 20 cm. Periode berbunga mulai bulan Juli, dan mencapai maksimum pada pertengahan bulan Agustus, dan masa pembangunan berakhir bulan September.
Sedap malam lebih dikenal sebagai bunga hias. Wanginya yang seharum melati bermanfaat menenangkan hati orang di sekitarnya. Namun, sebenarnya bunga sedap malam punya sejumlah manfaat untuk kesehatan, mulai dari mengobati keluhan susah tidur, influenza, sampai rematik.
Sedap malam lebih dikenal sebagai bunga hias. Wanginya yang seharum melati bermanfaat menenangkan hati orang di sekitarnya. Namun, sebenarnya bunga sedap malam punya sejumlah manfaat untuk kesehatan, mulai dari mengobati keluhan susah tidur, influenza, sampai rematik.
Bunga Sedap Malam lebih cocok dibudidayakan di tanah lempung (sawah) serta memiliki persediaan air irigasi. Tempat penanaman harus terbuka dan tidak dinaungi oleh pepohonan.Sedap malam merupakan tanaman introduksi dan telah ditanam sejak lama, sehingga dianggap sebagai varietas lokal. Kultivar lokal sedap malam berbunga semi ganda asal Pasuruan telah dilepas sebagai varietas unggul nasional dengan nama Roro Anteng oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Pasuruan. Sementara sedap malam berbunga ganda asal Cianjur telah dilepas oleh Balai Penelitian Tanaman Hias bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Cianjur sebagai varietas unggul nasional dengan nama Dian Arum.

PENUTUP

Kewajiban kita sebagai makhluk ciptaanNya adalah memelihara apa yang Ia titipkan pada kita. Semua yang ada di muka bumi ini adalah titipanNya dan kita wajib untuk merawatnya dan memanfaatkannya dengan baik. Dan sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna, kita pun tahu mana yang baik dan mana yang salah. Maka kita pun harus menyelamatkan flora dan fauna yang ada dari kepunahan. Janganlah kita hanya menjadi seorang perusak.
Dan dengan ini, semoga apa yang kami tulis membawa manfaat bagi kita semua dan kita menjadi lebih tahu tentang flora dan fauna yang ada di Indonesia yang bisa kita manfaatkan sebaik mungkin untuk hidup kita.
DAFTAR PUSTAKA

Iswanto, Hadi, Ir. 2002. Petunjuk Perawatan Anggrek. Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Agus, Muhammad, Ibnu ‘Ibad. 2004. Ketrampilan Khusus Di Bidang Pengobatan dan Perawatan Kecantikan Secara Tradisional. Salatiga: Hasil Karya Pustaka Nusantara.
Damari, Ari. 2007. Mari Belajar Biologi untuk SMA – MA Kelas X. Surabaya : SIC.
Tim Penyusun Biologi. 2009. Biologi untuk Sekolah Menengah Atas Kelas X Semester Genap. Nganjuk: PT. Temprina Media Grafika.

www.id.wikipedia.com
http://www.indosiar.com/news/sapa/77789/kerapan-kerbau-tradisi-petani-usai-panen
http://cuek.wordpress.com/2006/06/02/kandungan-kimiawi-mengkudu/
http://id.88db.com/id/Knowlwdge_Detail.page?kid=2364
jokoo.files.wordpress.com/2008/04/kerbau.jpg
www.tropilab.com/.../youngnonifruit-thum.gif

GAMELAN SUNDA DAN SEJARAHNYA

GAMELAN SUNDA DAN SEJARAHNYA

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 17.708 pulau. Di pulau-pulau tersebut tersebar 237 juta penduduk Indonesia sehingga Indonesia menjadi negara dengan populasi terbanyak keempat di dunia. Berbagai etnik, budaya, bahasa dan kepercayaan tumbuh dan berkembang di Indonesia. Walaupun terdapat keberagaman bahasa, semua suku dipersatukan oleh bahasa Nasional, Bahasa Indonesia.

Setiap daerah memiliki musik dan tradisinya masing-masing. Gamelan adalah salah satu alat musik yang paling populer dan dikagumi oleh warga internasional. Gamelan dibedakan menjadi tiga jenis yaitu :
1.Gamelan Jawa
2.Gamelan Bali, dan
3.Gamelan Sunda.

Masing-masing jenis berkembang pada daerahnya masing-masing. Gamelan sering digunakan sebagai musik pengiring pada kesenian tradisional wayang kulit, wayang orang dan berbagai ritual. Dalam adat Jawa, Gamelan juga digunakan dalam ritual “Temu Manten”. Ritual ini adalah sebuah ritual yang dilakukan untuk mempertemukan kedua calon pengantin.

Di Bali, Gamelan Bali digunakan dalam berbagai upacara ritual Bali seperti “Potong Gigi”, yaitu sebuah ritual upacara yang menandakan seorang anak sudah memasuki masa remaja. Namun dalam perkembangannya, penggunaan Gamelan semakin luas dalam berbagai kesenian. Gamelan sering dipadukan dengan puisi dan tarian.

Pada mitologi Jawa, Gamelan diciptakan oleh Dewa yang menjelma menjadi manusia, Shivam Malholtra di era Saka 167. Kerajaannya berdiri di pegunungan Maendra, yang orang-orang sekarang mengenalnya dengan Gunung Lawu. Saat itu,ia memerlukan signal untuk berhubungan dengan Dewa-Dewa yang lain. Maka dari itu dibuatlah Gong. Untuk pesan signal yang lebih kompleks, maka Ia memerlukan dua gong lain yaitu Kempul dan Siyem, yang nantinya membentuk Gamelan.

Kata “Gamelan” berasal dari kata “Gamel” yang berarti memukul. Maka Gamelan diartikan sebagai sekelompok instrument musik yang dimainkan secara terpadu dalam sebuah kelompok. Mayoritas alat musik dalam kelompok Gamelan dimainkan dengan cara dipukul. Beberapa alat musik dalam Gamelan yang tidak dibunyikan dengan cara dipukul adalah Suling, Rebab dan Celempung. Suling dibunyikan dengan cara ditiup sedangkan Rebab dan Celempung dibunyikan dengan cara dipetik. Gamelan terdiri dari banyak alat musik seperti :
1.Kempul
2.Gong
3.Siyem
4.Bonang
5.Suling
6.Kempyang
7.Kethuk
8.Kenong
9.Sarong
10.Slenthem
11.Celempung
12.Kendhang
13.Rebab
14.Gender
15.Gambang

Dalam kepercayaan tradisonal, Gamelan dianggap suci dan dipercaya memiliki kekuatan supranatural. Setiap instrument yang menjadi bagian Gamelan dipercaya memiliki roh. Oleh karena itu, setiap musisi yang memainkan Gamelan harus bermain Gamelan tanpa memakai alas kaki, karena jika memakai alas kaki, dipercaya bahwa hal itu akan mengganggu roh. Melangkahi alat musik Gamelan pun adalah hal yang dilarang keras. Dalam kepercayaan Jawa, Gong Ageng dipercaya sebagai pusat roh dalam Gamelan tersebut.


Degung adalah kumpulan alat musik dari sunda. Ada dua pengertian tentang istilah Degung, yaitu :
Degung sebagai nama perangkat gamelan
Degung sebagai nama laras bagian dari laras salendro (berdasarkan teori Machyar Angga Kusumahdinata).

Degung sebagai unit gamelan dan degung yang sebagai laras mempunyai arti yang berlainan. Dan dalam teori tersebut, laras degung terdiri dari degung dwiswara (tumbuk: (mi) 2 – (la) 5) dan degung triswara: 1 (da), 3 (na), dan 4 (ti).

Ada beberapa gamelan yang pernah ada dan terus berkembang di Jawa Barat, antara lain :

1.Gamelan Salendro
Gamelan salendro ini biasa digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang, tari, kliningan, jaipongan dan lain-lain.

2.Gamelan Pelog
Gamelan pelog fungsinya hampir sama dengan gamelan salendro, akan tetapi kesenian gamelan pelog kurang begitu berkembang dan kurang akrab di masyarakat dan jarang dimiliki oleh grup-grup kesenian di masyarakat. Hal ini menandakan cukup terwakilinya seperangkat gamelan dengan keberadaan gamelan salendro.

3.Gamelan Degung.
Gamelan degung merupakan kesenian gamelan yang dirasakan cukup mewakili kekhasan masyarakat Jawa Barat.

4.Gamelan Ajeng
Gamelan ini berlaras salendro yang masih terdapat di kabupaten Bogor

5.Gamelan Renteng
Gamelan renteng terdapat di beberapa tempat di Jawa Barat, salah satunya di Batu Karut, Cikalong kabupaten Bandung. Melihat bentuk dan interval gamelan renteng, ada pendapat bahwa kemungkinan besar gamelan degung yang sekarang berkembang, berorientasi pada gamelan Renteng.


Dalam sejarah gamelan degung (sunda), degung merupakan salah satu gamelan khas dan asli hasil kreativitas masyarakat Sunda. Gamelan yang kini jumlahnya telah berkembang dengan pesat, diperkirakan awal perkembangannya sekitar pada akhir abad ke-18 atau pada awal abad ke-19. Jaap Kunst yang mendata gamelan yang ada di seluruh pulau Jawa, yang ditulis dalam bukunya Toonkunst van Java (1934), mencatat bahwa degung terdapat di beberapa tempat, antara lain :
1.Bandung
2.Sumedang
3.Cianjur
4.Ciamis
5.Kasepuhan
6.Kanoman
7.Darmaraja
8.Banjar
9.Singaparna

Masyarakat Sunda dengan latar belakang kerajaan yang terletak di hulu sungai, kerajaan Galuh misalnya, memiliki pengaruh tersendiri terhadap kesenian degung, terutama lagu-lagunya yang yang banyak diwarnai kondisi sungai, bebrapa lagu di antaranya :
1.Manintin
2.Galatik Manggut
3.Kintel Buluk
4.Sang Bango

Masyarakat Sunda menduga dan mengatakan bahwa degung merupakan musik kerajaan atau kadaleman dihubungkan pula dengan kirata basa, yaitu bahwa kata “degung” berasal dari kata "ngadeg" (berdiri) dan “agung” (megah) atau “pangagung” (menak; bangsawan), yang mengandung pengertian bahwa kesenian ini digunakan bagi kemegahan (keagungan) martabat bangsawan. E. Sutisna, salah seorang nayaga Degung Parahyangan, menghubungkan kata “degung” dikarenakan gamelan ini dulu hanya dimiliki oleh para pangagung (bupati). Dalam literatur istilah “degung” pertama kali muncul tahun 1879, yaitu dalam kamus susunan H.J. Oosting. Kata "De gong" (gamelan, bahasa Belanda). Di dalam kamus ini, “de gong” mengandung pengertian “penclon-penclon yang digantung”.


Perkembangan dari kesenian Gamelan Degung (Sunda), dulu gamelan degung hanya dimainkan dengan cara ditabuh secara gendingan (instrumental). Bupati Cianjur RT. Wiranatakusumah V (1912-1920) melarang degung memakai nyanyian (vokal) karena hal itu membuat suasana menjadikurang serius (rucah). Ketika bupati ini tahun 1920 pindah menjadi bupati Bandung, maka perangkat gamelan degung di pendopo Cianjur juga turut dibawa bersama nayaganya, dipimpin oleh Idi. Sejak itu gamelan degung yang bernama Pamagersari ini menghiasi pendopo Bandung dengan lagu-lagunya.

Melihat dan mendengarkan keindahan degung, salah seorang saudagar Pasar Baru Bandung keturunan Palembang, Anang Thayib, merasa tertarik untuk menggunakannya dalam acara hajatan yang diselenggarakannya. Kebetulan dia sahabat bupati tersebut. Oleh karena itu dia mengajukan permohonan kepada bupati agar diizinkan menggunakan degung dalam hajatannya, dan akhirnya permohonan itu diizinkannya. Mulai saat itulah degung digunakan dalam hajatan (perhelatan) umum. Permohonan semacam itu semakin banyak, maka bupati memerintahkan supaya membuat gamelan degung lagi, dan terwujud degung baru yang dinamakan Purbasasaka, dipimpin oleh Oyo.

Sebelumnya waditra (instrumen) gamelan degung hanya terdiri atas koromong (bonang) 13 penclon, cempres (saron panjang) 11 wilah, degung (jenglong) 6 penclon, dan goong satu buah. Kemudian penambahan-penambahan waditra terjadi sesuai dengan tantangan dan kebutuhan musikal, misalnya penambahan kendang dan suling oleh bapak Idi. Gamelan degung kabupaten Bandung, bersama kesenian lain digunakan sebagai musik gending karesmen (opera Sunda) kolosal Loetoeng Kasaroeng tanggal 18 Juni 1921 dalam menyambut Cultuurcongres Java Institut. Sebelumnya, tahun 1918 Rd. Soerawidjaja pernah pula membuat gending karesmen dengan musik degung, yang dipentaskan di Medan.

Pada tahun 1926 degung dipakai untuk illustrasi film cerita pertama di Indonesia berjudul Loetoeng Kasaroeng, oleh L. Heuveldrop dan G. Kruger produksi Java Film Company, Bandung. Karya lainnya yang menggunakan degung sebagai musiknya adalah gending karesmen Mundinglaya dikusumah oleh M. Idris Sastraprawira dan Rd. Djajaatmadja di Purwakarta tahun 1931.

Setelah Idi meninggal (tahun 1945) degung tersendat perkembangannya. Apalagi setelah itu revolusi fisik banyak mengakibatkan penderitaan masyarakat. Degung dibangkitkan kembali secara serius tahun 1954 oleh Moh. Tarya, Ono Sukarna, dan E. Tjarmedi. Selain menyajikan lagu-lagu yang telah ada, mereka menciptakan pula lagu-lagu baru dengan nuansa lagu-lagu degung sebelumnya. Tahun 1956 degung mulai disiarkan secara tetap di RRI Bandung dengan mendapatkan sambutan yang baik dari masyarakat. Tahun 1956 Enoch Atmadibrata membuat tari Cendrawasih dengan musik degung dengan iringan degung lagu palwa. Bunyi degung lagu Palwa setiap kali terdengar tatkala pembukaan acara warta berita bahasa Sunda, sehingga dapat meresap dan membawa suasana khas Sunda dalam hati masyarakat.

Pengembangan lagu degung dengan vokal dilanjutkan oleh grup Parahyangan pimpinan E. Tjarmedi sekitar tahun 1958. Selanjutnya E. Tjarmedi dan juga Rahmat Sukmasaputra mencoba menggarap degung dengan lagu-lagu alit (sawiletan) dari patokan lagu gamelan salendro pelog. Rahmat Sukmasaputra juga merupakan seorang tokoh yang memelopori degung dengan nayaga wanita. Selain itu, seperti dikemukakan Enoch Atmadibrata, degung wanita dipelopori oleh para anggota Damas (Daya Mahasiswa Sunda) sekitar tahun 1957 di bawah asuhan Sukanda Artadinata (menantu Oyo).

Tahun 1962 ada yang mencoba memasukkan waditra angklung ke dalam degung. Tetapi hal ini tidak berkembang. Tahun 1961 RS. Darya Mandalakusuma (kepala siaran Sunda RRI Bandung) melengkapi degung dengan waditra gambang, saron, dan rebab. Kelengkapan ini untuk mendukung gending karesmen Mundinglayadikusumah karya Wahyu Wibisana. Gamelan degung ini dinamakan degung Si Pawit. Degung ini juga digunakan untuk pirigan wayang Pakuan. Dari rekaman-rekaman produksi Lokananta (Surakarta) oleh grup RRI Bandung dan Parahyangan pimpinan E. Tjarmedi dapat didengarkan degung yang menggunakan waditra tambahan ini. Lagu-lagu serta garap tabuhnya banyak mengambil dari gamelan salendro pelog, misalnya lagu Paksi Tuwung, Kembang Kapas, dsb. Pada tahun 1964, Mang Koko membuat gamelan laras degung yang nadanya berorientasi pada gamelan salendro (dwi swara). Bentuk ancak bonanya seperti tapal kuda. Dibanding degung yang ada pada waktu itu, surupannya lebih tinggi. Keberadaan degung ini sebagai realisasi teori R. Machyar. Gamelan laras degung ini pernah dipakai untuk mengiringi gending karesmen Aki Nini Balangantrang (1967) karya Mang Koko dan Wahyu Wibisana.

Pada tahun 1970—1980-an semakin banyak yang menggarap degung, misalnya Nano S. dengan grup Gentra Madya (1976), lingkung seni Dewi Pramanik pimpinan Euis Komariah, degung Gapura pimpinan Kustyara, dan degung gaya Ujang Suryana (Pakutandang, Ciparay) yang sangat populer sejak tahun 1980-an dengan ciri permainan sulingnya yang khas. Tak kalah penting adalah Nano S. dengan grup Gentra Madya-nya yang memasukan unsur waditra kacapi dalam degungnya. Nano S. membuat lagu degung dengan kebiasaan membuat intro dan aransemen tersendiri. Beberapa lagu degung karya Nano S. yang direkam dalam kaset sukses di pasaran, di antaranya :
1.Panglayungan (1977)
2.Puspita (1978)
3.Naon Lepatna (1980)
4.Tamperan Kaheman (1981)
5.Anjeun (1984)
6.Kalangkang, yang dinyanyikan oleh Nining Meida dan Barman Syahyana (1986).

Lagu Kalangkang ini lebih populer lagi setelah direkam dalam gaya pop Sunda oleh penyanyi Nining Meida dan Adang Cengos sekitar tahun 1987.

Berbeda dengan masa awal (tahun 1950-an), para penyanyi degung berasal dari kalangan penyanyi gamelan salendro pelog (pasinden; ronggeng). Tapi sekarang para penyanyi degung sejak 1970-an kebanyakan berasal dari kalangan mamaos (tembang Sunda Cianjuran), baik pria maupun wanita. Juru kawih degung yang populer dan berasal dari kalangan mamaos di antaranya :
1.Euis Komariah
2.Ida Widawati
3.Teti Afienti
4.Mamah Dasimah
5.Barman Syahyana
6.Didin S. Badjuri
7.Yus Wiradiredja
8.Tati Saleh dan sebagainya.

Lagu-lagu degung di antaranya:
1.Palwa
2.Palsiun
3.Bima Mobos (Sancang)
4.Sang Bango
5.Kinteul Bueuk
6.Pajajaran
7.Catrik
8.Lalayaran
9.Jipang Lontang
10.Sangkuratu
11.Karang Ulun
12.Karangmantri
13.Ladrak
14.Ujung Laut
15.Manintin
16.Beber Layar
17.Kadewan
18.Padayungan, dan sebagainya.

Sedangkan lagu-lagu degung ciptaan baru yang digarap dengan menggunakan pola lagu rerenggongan di antaranya:
1.Samar-samar
2.Kembang Ligar
3.Surat Ondangan
4.Hariring Bandung
5.Tepang Asih
6.Kalangkang
7.Rumaos
8.Bentang Kuring, dan sebagainya.



Sedangkan Perkembangan Gamelan Degung (Sunda) di luar Indonesia, dilakukan oleh perguruan tinggi seni dan beberapa musisi, misalnya Lingkung Seni Pusaka Sunda University of California (Santa Cruz, USA), musisi Lou Harrison (US), dan Rachel Swindell bersama mahasiswa lainnya di London (Inggris), Paraguna (Jepang), serta Evergreen, John Sidal (Kanada). Di Melbourne, Australia, ada sebuah set gamelan degung milik University of Melbourne yang seringkali digunakan oleh sebuah komunitas pencinta musik Sunda untuk latihan dan pementasan di festival-festival.

ALAT-ALAT MUSIK DALAM GAMELAN SUNDA

Gamelan adalah alat musik dalam pertunjukan wayang. Dalam pertunjukan wayang Jawa, alat musik ini terdiri atas paling tidak 15 jenis instrumen yang berbeda, yang kebanyakan alat musik itu terbuat dari bahan perunggu dan berbagai macam perkusi. Suling, kendang, rebab, dan gambang adalah pengiring pertunjukan yang bukan perkusi dan tidak terbuat dari perunggu.

Berdasarkan bentuk, kelengkapan, dan penempatan alat musiknya, jenis gamelan di Sunda dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1.Renteng
goong renteng (9 perangkat)
sakati (2 perangkat)
degung (2 perangkat)
koromong (4 perangkat)
goong gede (1 perangkat)
monggang Ciamis (1 perangkat)

2.Salendro pelog
gamelan salendro (10 perangkat)
gamelan pelog (10 perangkat)
gamelan ajeng (8 perangkat)
monggang Cigugur

3. Ketuk tilu
tatabeuhan ronggeng (ketuk tilu, ronggeng gunung, ronggeng ketuk, doger, topeng banjet, dsb.)


Berikut ini adalah macam-macam alat musik gamelan yang digunakan dan pengertiannya :

1.Kothak. Terbuat dari kayu. Biasanya, kothak berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan wayang dan alat pertunjukan yang lain seperti Kelir, Chempala, dan Kepyak. Untuk dapat menyimpan sekitar 200 buah wayang, ukuran panjangnya bisa mendekati 150 cm, lebar 80 cm, dan tinggi 60 cm (dengan tutup kothak terpasang).

2.Kendang adalah instrumen pemimpin. Pengendang adalah konduktor dari musik gamelan. Ada 5 ukuran kendang dari 20 cm - 45 cm.



3.Saron. Adalah alat musik pukul dari bronze dengan disanggah kayu. Ada 3 macam Saron :
Saron Barung

Saron Peking

Saron Demung.


4.Bonang Barung. Alat ini terdiri dari 2 baris peralatan dari bronze dimainkan dengan 2 alat pukul.



5.Slenthem. Lempengan bronze ini diletakan diatas bambu untuk resonansinya.



6.Gender. Alat ini hampir sama dengan Slenthem dengan lempengan bronze lebih banyak.



7.Gambang. Merupakan alat musik yang berupa lempengan kayu yang diletakkan diatas frame kayu juga.



8.Gong. Setiap set slendro dan pelog dilengkapi dengan 3 gong. Dua Gong besar (Gong Ageng) dan satu Gong Suwukan sekitar 90 cm, terbuat dari bronze, Gong menandakan akhir dari bagian lagu yang liriknya panjang.



9.Kempul. Merupakan Gong kecil, untuk menandakan lagu yang bagiannya berirama pendek. Setiap set slendro dan pelog terdiri dari 6 atau 10 kempul.



10.Kenong. Adalah alat musik semacam gong kecil diatas tatakan, satu set komplet bisa 10 kenong baik set slendro atau pelog.



11.Kethuk. Alat ini disebut juga kenong kecil, yang fungsinya yaitu menandakan jeda antar lirik lagu.



12.Clempung. Merupakan suatu instrumen dawai, masing-masing slendro dan pelog menetapkan kebutuhan satu clempung.



13.Siter. Pada tiap set slendro dan pelog memerlukan 1 siter.   

14.Suling. Pada setiap set slendro dan pelog memerlukan 1 suling.



15.Rebab. Alat musik gesek



16.Keprak dan Kepyak. Ini diperlukan untuk pertunjukan tari

17.Bedug

18.Cemphala. Cemphala atau pemukul kayu biasanya terbuat dari kayu teak. Ada dua macam cemphala, yang satu berukuran hanya separuh dari yang lain. Yang lebih besar berukuran sekitar 20 cm dengan diameter berukuran 5 cm. Biasanya benda ini dipegang dengan tangan kiri si dalang. Chemphala digunakan untuk memukul kothak yang menimbulkan efek dan isyarat yang dibutuhkan.  Apabila kedua tangan si dalang sibuk memainkan wayang, maka dia menggunakan chempala yang kecil untuk keperluan yang sama dengan cara menjepitkannya pada jari kaki kanan sang dalang. Untuk itu, dalang biasanya duduk bersila, dengan kaki kanan menyilang pada paha kiri.

Seperti yang dijelaskan diatas, suara ketukan bukan hanya melahirkan efek suara, tetapi juga berfungsi sebagai tanda dari dalang untuk para musisi yang memainkan melodi, untuk memperlambat atau mempercepat ritme (irama), untuk memperkeras atau mengecilkan bunyi musik, atau menghentikannya.

19.Kepyang. Alat ini terbuat dari logam. Biasanya ia terbuat dari tiga kepingan perunggu dengan panjang 15 cm dan lebar 10 cm, didukung pula oleh tali kecil atau rantai yang diikat pada bagian luar kothak. Dalang akan memukul-mukul kepyak dengan chempala yang dijepit pada jari-jari kaki kanannya. Fungsi utama dari alat ini adalah untuk menimbulkan efek bunyi. Tetapi kadangkala ia berfungsi untuk memberikan tanda pada para pemain gamelan.



KESIMPULAN

Indonesia dengan ribuan pulau yang dimiliki ternyata memiliki berbagai etnik, budaya, bahasa dan kepercayaan tumbuh dan berkembang di bumi Indonesia. Dengan keberagaman etnik, budaya, bahasa dan kepercayaan tersebut, maka Indonesia juga memiliki banyak kesenian tradisional baik seni musik, tari, pakaian adat dan sebagainya. Dari sekian seni musik yang ada diantaranya adalah gamelan sunda yang sudah kami bahas dalam makalah ini. Dan dari pembahasan mengenai pengertian dan alat-alat musik yang ada pada gamelan sunda, maka kita semakin tahu dengan kesenian tradisional yang dimiliki bangsa kita. Dan kesimpulan yang dapat di ambil adalah sebagai bangsa Indonesia, kita para generasi muda harus melestarikan kesenian yang merupakan milik bangsa kita, minimal kita pun tahu seluk beluk dari kesenian yang tersebar di Nusantara ini dan memahami apa ciri dan bagaimana serta untuk apa kesenian itu dibuat.

Semoga dengan adanya makalah ini dapat memperkaya wawasan kita tentang kesenian Indonesia dan semoga karya tulis ini bermanfaat untuk kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Choy, Peggy. Central Javanese Gamelan Instruments (From J T Titon [ed.], Worlds of Music, 235)

http://id.wikipedia.ogr/wiki/Degung
http://didiwiardi.multiply.com/journal/item/1

Classmeeting SMASA 2008/2009

Fuuuh... akhirnya aku punya kesempatan masukin ni. OKE, kita lanjutin cerita yang tertunda (meskipun udah terlalu lama).

Dan ah, syukurlah kalau akhirnya semuanya bisa berjalan cepat. Pertandingan voli dan basketnya udah berakhir dan pemenangnya sama sekali bukan SMASA. Ahh, nggak masalah buatku. Yang penting kita tetep njalani persahabatan dari sini.

Dan setelah pengumuman pemenang basket dan voli, saatnya untuk penilaian lomba mading (fuuuh, akhirnya). Dan semua peserta disuruh kumpul untuk mindahin madingnya masing-masing ke bawah pohon beringin, soalnya panas banget di atas panggung. Dan penilaian pun dimulai,… lai,… lai….

Nah, waktu penilaian itu, semuanya pada mencar. Cuma aku yang jagain mading. Keterlaluan! Apalagi berkali-kali madingnya jatuh ketiup angina. Capek jadinya. Dan nggak nyangka, tiba-tiba ada Ihsan X2 datengin mading kita. Dan nggak nyangka, dia malah nyuil bagian atas candi di mading kita! Kurang ajar! Enak aja tuh anak! Kita nggak punya masalah sama dia malah bikin masalah aja! Dan kamila yang tau hal itu mulai kebakaran jenggot. Dia marah nggak karuan dan dia pun jadi pengen ngerusak mading X2 yang berbentuk rumah itu.

Ceritanya Kamila sih, kenapa Ihsan sampe gitu itu karena dia dituduh ngerusak madingnya anak X2. Emangnya punya bukti apa dia? Main nyelonong aja ngerusak mading kita. Kami berlima + anak-anak X1 lain sama-sama marah. Apalagi Putri, dia jadi sewot sendiri pengen nonjok mukanya Ihsan. Uuuuuukh!!!! Nyebelin banget! Apalagi setelah itu Ihsan jadi seliweran di dekat mading kita (pengen ngerusak lagi). Dan aku yang terus ngawasin dia dari belakang pun ambil tindakan waktu dia bener-bener mau nyuil candi mading kita lagi.

“Heh, uwes lah!” ucapku dengan sabar sambil melepaskan tangannya yang mau nyuil itu (sebenarnya deg-deg-an juga. Takutnya ntar malah runyam).

Dan tanpa aku sadari dia malah bereaksi lebih yang aku kirain. Dia malah nyalak-nyalak. Aku pun kaget setengah mati liat responnya yang gitu dan inilah saat yang aku nggak suka. Dia bener-bener pengen ngajak aku berantem, sampai-sampai kerah bajuku diangkat. Dan aku rasanya pengen marah! Tapi kalo di pikir-pikir ntar akunya yang bonyok, soalnya aku nggak pernah berantem, apalagi sama anak berandal gini, bisa-bisa mati konyol. Dan syukurlah akhirnya aku bisa nenangin dia. Dan aku pun menang tanpa ada jontok-jontokan.

Dan setelah itu anak-anak jadi tambah naik darah nggak terima sama kelakuan mereka. Dan kita pun memperketat penjagaan mading, meskipun akhirnya nggak jadi ketat banget.

Lama-lama kita capek juga, dan kita pun duduk-dudukan agak jauh dari mading.

Setelah itu datang pacarnya Devi yang kelas X2. Tapi aku nggak punya prasangka sama dia. Soalnya dia orangnya nggak sampe jahat gitu (kayaknya). Dia tanya-tanya soal mading kita yang dirusak.

“Yang ini ta?” tanyanya sambil megang candi yang patah.

Yah, aku biasa dengar pertanyaannya. Tapi tiba-tiba dia bukannya megang aja, malah jadi matahin candinya yang lain dan buru-buru kabur.

Kita pun kaget setengah mati dan segera nyalakin dia! Kurang ajar banget! Ternyata dia disuruh sama Ihsan! Brengsek!!!

Kasian Devi, setelah tau dia disuruh buat ngerusak mading kita, dia nangis. Dan karena nggak tega mungkin dia pun minta maaf sama Devi, tapi nggak tau, biar tau rasa aja, Devi nggak mau maafin. Kok tega banget sih? Berbuat kejahatan di depan pacarnya sendiri. Nggak punya hati!

”Wes, nddak usah nangis, Dev! Putus wes!”

Hhh… kita pun udah nggak kuat lagi. Udah, kita pasrahin aja madingnya. Dirusak nggak dirusak, ntar juga rusak juga. Lagian madingnya juga udah dinilai dari tadi.

Dan setelah lama nunggu, akhirnya pengumuman pemenang dimulai juga. Dan hasilnya,

Juara Harapan 2 : XIA2

Dan Juara Harapan 1 : X1

Wah akhirnya! Kita pada teriak-teriak dan saling jabat tangan atas kemenangan kita meskipun kita nggak dapat hadiah apapun. Yang penting puas!

Juara 3 : XIS1

Juara 2 : XIA1

Dan Juara 1 : X6

Akhirnya kita puas, soalnya X2 nggak dapat juara.

“WHOOOOOOOOOOIII!!!!!! Umahmu longsor, whoy! Umahe longsor!!!!!” (maksudnya madingnya, yang berbentuk rumah itu, kalah)

Hah, puas juga dengernya. Dengan kesabaran, akhirnya kita jadi Juara Harapan 1. dan mereka nggak dapet apa-apa. RASAIN LO!!!!!