Welcome to Mu_Ha Kuzuryu's Blog

Give your smile to everyone everyday. And remember, smile is special gift. Make tomorrow is better than today. OK!!!

Selasa, 10 Februari 2009

Classmeeting SMASA 2008/2009

KAMIS, 8 JANUARI 2009

Aku denger hari itu waktu mau pulang sekolah, ada yang bilang ada lomba mading dan kalo mau ikut disuruh ngomong sama Putri. Pengen banget rasanya ikut, tapi aku wes kadung males melu-melu lomba. Ntar yang ada cuma ngabisin duit kelas aja. Apalagi uangku sekarang mau aku buat beli-beli keperluan yang bener-bener aku butuhin sekarang.

Yaudah deh, aku tinggalin anak-anak dan nggak mikirin mau ikut lomba apapun (padahal sebenarnya pengen banget setengah mati).


JUMAT, 9 JANUARI 2009

Hari ini anak-anak udah nggak ada lagi yang remidi. Syukurlah. Dan hari ini Harun nyuruh anak-anak AREXTU kumpul di belakang panggung SMASA. Tapi ada satu masalah dikit, Harun tiba-tiba harus remidi Kimia. Jadi acara yang seharunya ngebahas siapa-siapa yang ikut lomba, terpaksa kami jalani tanpa Si Ketua Kelas ini.

Dan jadilah siapa-siapa yang ikut lomba yang antara lain ada lomba English Game, Volley Ball, Basket Ball, Footsall, Kreasi Mading, Tarik Tambang, Tenis Meja, terus… apa lagi ya? Kaya’nya udah. Dan yang paling aku garis bawahi adalah yang ikut lomba Kreasi Mading, yaitu aku sendiri, Han-Han, Ratih, Kamila, dan Malthuf.

Abis itu, waktu aku jalani di Perpus sama Ardi dan Catur buat cari refrensi tentang makalah Bahasa Indonesia. Ternyata, tanpa aku ketahui, selama di Perpus itu ada pengumuman penting. Katanya Ratih, lomba madingnya dimulai besok.

“Aduh, gimana ini, nggak ada acara kumpul-kumpul ngerancang mading,”

Dan Ratih bilang, “Wes, ndak usah mading-madingan wes.”

Aduh, gimana sih? Aku jadi kehilangan tanggungjawab dong kalo aku tiba-tiba ngebatalin ikut lomba mading. Dan abis itu, tanpa pikir panjang, abis sholat Jumat aku langsung ngerancang abis-abisan sebisaku artikel apa yang bisa dibuat mading dengan tema SEJARAH.

Yah, sejadi-jadinya aku cuma bisa kira-kira doang. Besok, karena belum beli sterofom/gabus, aku punya rencana kalo hari pertama kita gunting-gunting artikel aja dulu. Dan hari ini juga aku langsung ngetik sebagus-bagusnya artikel yang bakal digunting besok.

Dan malam ini aki tugasin Kamila bawa kertas sukung dan wajib bawa gunting.

SABTU, 10 JANUARI 2009

Hari ini, kiranya aku udah kira-kira kalo semuanya bakal sesuai rencana. Gunting, lem, artikel, dan semuanya udah aku bawa.

Sampai di sekolah, eeeeeh, malah semuanya nggak ada yang bawa gunting. Langsung deh, aku suruh semuanya pada pinjem gunting. Soalnya, waktu lomba udah nggak boleh pinjem-pinjem alat dari kelompok lain.

Ada satu kejadian yang paling disayangin, yaitu ternyata Malthuf nggak bisa ikut. Soalnya dia hari ini juga mau ikut lomba Tenis Meja. Wahhhh… padahal udah aku rencanain dia mau aku suruh gini gitu. :)

Dan jam 08.00 teng waktu SMASA, lomba Kreasi Mading udah dimulai. Aku rada kesel juga dan kecewa banget. Yang aku keselin dan aku kecewain waktu pertama masuk ruangan lomba adalah, ternyata artikelnya nggak boleh diketik.

“Adiaaaaaaah wes, tuas kesel-kesel ngetik.”

Dan hari ini pun anak-anak aku suruh nulis semua artikel yang aku punya. Capek bangeeeets!!! Tiga jam duduk-duduk di atas tikar cuma gunting-gunting dan nulis-nulis doang. Ada Harun yang ngebeliin gabus, gabus yang dibeli malah patah.

Hhhh….

Sepulang sekolah, aku terus mikir-mikir, kira-kira madingnya mau dibuat bentuk apa ya? Aku pun terus kepikiran sama kata-kata mas Jalu, madingnya mau dibuat 3D atau 2D?

Duuuuh, pusing banget mikirnya. Daripada pusing-pusing dan aku udah nggak ada ide lagi, udah aku putusin buat ngambil yang 2D aja. Udah buatnya simpel, nggak ngabisin banyak biaya lagi.

Dan sekali lagi Alhamdulillah, akhirnya ide muncul juga. Malam ini pun aku udah siap-siap mewujudkan ideku itu. Aku punya ide kalau madingnya itu ntar ada sebuah siluet miniatur candinya. Dan, uuuuuuh… nggak bisa dibayangin deh, gimana senengnya aku nemuin ide itu. Dan aku pun segera buat sketsa candi (yang agak-agak mirip dikit lah sama yang aslinya) yang terus aku potong biar nanti gampang nggambar di gabusnya.

Aaaah… capeknya. Tidur dulu ah!


MINGGU, 11 JANUARI 2009

Aku bingung, di topik Foklor itu enaknya lagu apa ya, yang dimuat? Pilihan pertama ada Tokecang, terus, Potong Bebek (tapi ini terlalu populer), Gundul Pacul (yang ini juga), Anak Kambing Saya (ini apalagi), Soleram (tapi aku nggak tau iramanya gimana. Ntar kalo di suruh nyanyi gimana?), dan aaaaah… daripada pusing-pusing aku pilih aja yang gampang, Tokecang. Dan malam ini sambil nonton Semarak 14 Bintang di Indosiar, aku mulai nulis-nulis artikel dan lagu yang bakal aku tampilkan di mading nanti. Sampai jam 11 malam, aku udah mulai bosen. Tidur aja wes.


SENIN. 12 JANUARI 2009

Hari ini aku pertama kalinya berangkat sekolah naik sepeda pancal lagi. Tapi aku harus hati-hati lagi biar ntar nggak ilang lagi. Dan aku pun harus susah payah berangkat sekolah sambil bawa gabus. Untung aja gabusnya ukuran 50 cm x 50 cm.

Di parkiran sekolah, aduh sialnya. Gak tau kenapa tiba-tiba abis aku parkir sepedaku, sepeda yang ada di sampingku pada jatuh semua.

AAAAAARGH!!!

Dasar, udah gitu gak ada yang nolong lagi. Aku jadi sebel sama mas yang biasanya bukain pintu belakang itu. Dia dieeeem lagi nganggur, tapi nggak nolongin aku blazzz! Aku cuma dipandang sebelah mata. TEGA!

Beberapa menit sebelum jam dimulai, anak-anak sedikit ribut, karena ternyata gabus buat madingnya nggak cukup. Ukurannya hanya 90 x 50 cm aja. Jadinya, lagi-lagi Haru disuruh beli gabus lagi. Duh, malangnya nasib anak itu. Dan berangkatlah anak itu beli gabus.

Langsung aja, jam 08.00 waktu SMASA. Sekarang Denanta yang kemarin gantiin Malthuf udah diganti lagi. Tapi bukan sama Malthuf. Ternyata Malthufnya ngurusin English Game. Dan aku pun jadi nggak ngerti, malah Putri yang nggantiin. Tapi nggak apa. Daripada kurang.

Syukurlah, beberapa menit sebelun jam mulai, Harun udah datang sambil bawa gabus pesanan kita. Makasih banget lho, Run! Setelah jam dimulai, kita langsung bikin apa yang ada di pikiranku, menggambar candi di atas gabus. Aku biarin aja anak-anak nggak ngerti apa maksudku. Yang pastinya aku suruh nurut aja nggak usah banyak tanya.

Dan habis digambar, gabusnya langsung dipotong menurut arah garis pensil. Aku sama Han-Han yang motong gabusnya. Putri dan yang lainnya aku suruh nempelin artikel yang udah aku buat tadi malam.

Dan setelah gabus itu ada yang udah selesai, aku sama Kamila langsung nyiapin cat hitam untuk gabusnya nanti dan aku kasih contoh langsung cara ngecatnya. Dan urusan ngecat, aku serahkan sama Kamila dan Ratih. Aku sama Han-Han masih potong-potong gabus, dan Putri masih nempelin dan gunting-gunting artikel.

Setelah gabus beres dipotong (gabus gambar candi Prambanan yang paling sulit motongnya), aku mulai gambar background mading. Ya, seperti biasanya, yang aku gambar ya gambar itu. Terus, setelah selesai menggambarnya, aku sama Putri langsung motong gambar itu.

Haaah, tanpa diundang, tiba-tiba aja Betty dkk. datang liat-liat sambil dikit-dikit bantu anak-anak yang minta tolong dibeliin makanan. Rasanya rame banget waktu itu. Jadinya nggak sepi kaya’ hari pertama kemarin.

Tapi aku benar-benar sebel banget sama anak kelas XI berapa itu aku nggak tahu, yang dari awal terus ada di jendela dekat tempat kita buat madding. Sebelnya, dari tadi adanya komentar mlulu. Komentarnya, “Hey, madinge sopo iku kok apik temen? Sing iku lho, cek apik’e.”

Aku pun jadi panas banget dengernya. Kata-kata itu kaya’ ditujuin ke madingku. Aku jadi minder gara-gara dia. AAAAARGH!!! Kapan sih, dia mau menyingkir dari tempatnya? Kok nggak pernah sekalipun menyingkir dari tempat itu? IIIIIIIH…!? NYEBELIIIIIN!!!!!

Haaah… lepas dari itu, ayo kita lanjutin ceritaku yang putus gara-gara hal ini.

Ada Metrim yang terus ambil foto, Ardian yang cerita terus tentang madding kelas lain yang bagus-bagus katanya, Betty yang lagi makan-makan sambil bantu dikit, Ratih sama Kamila yang rame terus, nggak terasa udah bikin suasana nggak jenuh.

Banyak yang komentar tentang gambar itu. Seperti ada yang kurang melengkung dikit, potongannya yang kurang mulus, yah, emang aku akui itu semua. Terimakasih atas kritiknya, ya!

Nah, akhirnya gambarnya selesai dipotong dan siap untuk dicat. Setelah dipertimbangkan dengan beberapa hubunganya dengan tema mading yang berupa siluet candi, akhirnya diputuskan bahwa gambar yang mirip dengan tumbuhan itu diwarna emas. Semuanya setuju dan langsung capcus gabusnya dicat.

Pada akhirnya aku harus ninggalin pekerjaanku mengecat gabus itu karena aku harus buat background untuk mading. Dan sesuai dengan rencana awal dan emang udah sepantasnya hal itu dilakukan, aku buat background-nya dengan gradasi –dari atas– kuning-jingga-merah. Aku sama Kamila yang ngerjain. Cukup susah bikin gradasinya. Bersamaan dengan waktu yang mepet benget –kurang 20 menit– menuju waktu finish, jadinya gradasinya masih kurang sempurna. Menurutku gradasinya masih belum terlalu nampak penyatuannya. Tapi karena waktu sudah teng, relakan saja ketidaksempurnaan itu.


SELASA, 13 JANUARI 2009

Hari ini hari terakhir tentunya, dan kami harus benar-benar semangat dan berjuang menampilkan mading yang terbaik meskipun nantinya nggak menang. Yang paling penting adalah tampil dengan baik dan nggak malu-maluin X1 karena nggak ikut lomba ini. Cukup nyes rasanya, soalnya dari semua lomba yang udah diikuti, hanya Mading dan English Game yang jadi peluang X1 untuk menang. Tapi aku nggak yakin bakalan menang. Tapi yang penting semangat aja deh.

Untuk hari ini, aku lega. Soalnya aku nggak bawa barang-barang berat lagi ke sekolah. Tapi yang semangat bawa barang banyak itu ternyata Putri. Tanpa aku suruh, dia malah bawa banyak property buat menghias mading. Ada glitter, cat warna emas, kertas kado gambar batik. Waduh terlalu niat.

Aku jadi kepikiran terus, kan artikelnya itu agak banyak dan rasanya nggak cukup dimuat di madingnya. Dan aku rasa, enaknya bikin mading 3D aja. Dan setelah aku omongin, ya mereka setuju-setuju aja. Tapi yang jadi masalah dari kemarin adalah lemnya itu bisa dipakai nggak? Soalnya Ratih kan kemaring nggak beli lem gabus, tapi malah lem kayu. Benar-benar aneh.

Oooow… tapi akhirnya, rasanya emang nggak mungkin buat mading 3D. Soalnya selain lem yang udah nggak mungkin dipakai, ternyata gabusnya juga nggak cukup. Yah, nggak pa-pa meskipun cuma 2D.

Beberapa menit sebelum lomba dimulai, kit audah siap-siap di tempat dan merancang apa-apa yang bakal dikerjain nanti. Terus terang, mading kita emang tergolong cepat bikinnya. Gimana nggak, yang lain masih ada yang ngurusin papan mading dan gunting-gunting artikel, kita malah papan mading kira-kira udah 70% selesai dan tinggal mengecat ulang sedikit dan nempelin yang perlu, dan artikel udah ada kira-kira 90% beres, tinggal merapikan yang perlu.

Yah, Alhamdulillah kita bisa kerja cepat. Dan waktu yang udah teng, kita langsung ngerjain dengan serius. Teman-teman X1 banyak yang datang liat-liat dan sebagai penyemangat.

Sedang Putri lagi ngecat gabus yang kaya’ tumbuhan itu, aku dan Kamila beres-beres artikel yang udah nggak beraturan bentuknya. Melungker-melungker nggak karuan. Terus aku suruh Han-Han, Ratih gunting kertas sukung yang ada tulisan judul buat artikelnya nanti. Dan setelah ada yang selesai digunting, aku dan Kamila yang udah dari tadi nganggur, kerjasama nempelin judul-judul itu di kertas sukung lain terus aku suruh Han-Han yang nganggur untuk nggunting judul-judul itu lagi. Dan akhirnya beres sudah.

Huuuh… lagi-lagi aku terganggu sama mbak yang kemarin itu. Dari awal mulai sampai kini nggak pernah pindah-pindah. Untung aja aku udah sabar.

Dan kini aku mau bikin judul utama madingnya. Judulnya BACK TO MUSE. Banyak yang nggak ngerti artinya MUSE itu apa. Kalo mau tau, cari aja di kamus atau baca aja cerita ini sampai selesai. Ntar ada penjelasan tentang judulnya.

Dan akhirnya selesai sudah Putri ngecat. Dan sekarang lagi dalam tahap pengeringan. Aku merasa risih sama gabus itu yang pastinya keringnya bakal lama. Dan karena aku lagi sebel-sebelnya, aku langsung nyuruh,

“Hey timbang ndak ono kerjaan, sebulen opo’o gabuse, cek cepet garing (Hey daripada nggak ada kerjaan, tiupin aja gabusnya, biar cepat kering).”

Dan akhirnyaaaaa… judul utama selesai dibuat, gabus udah setengah kering dan kini saatnya gabus background dikasih glitter. Huuuh, repot! Tangan jadi penuh glitter yang mengkilap dan glitter pun jadi mainan anak-anak untuk ditempelin di muka orang. Haduh, dan nggak lupa juga gabus bentuk tumbuhannya kita kasih glitter juga. Dan kini saatnya nempelin gabus di bagus background. Karena lem kayu yang dibawa udah nggak ada fungsinya, jadi kipa pakai double tape yang aku bawa. Meskipun gabus bentuk tumbuhannya belum kering benar, kita udah nggak mikirin dan langsung nempelin ke gabus background setelah sebelumnya di gabus background-nya ditempelin double tape dulu.

Akhirnya. Dan kini saatnya candi-candi ditempel. Syukur lah, gabus tumbuhannya udah kering. Dan sukseslah kita untuk menyelesaikan gabus-gabus itu. Sekarang waktunya nempelin artikel.

Nggak terasa, mading kita pun selesai. Artikel sudah beres, semuanya beres. Dan waktunya mendokumentasi! Dan anak-anak pun banyak yang ngambil foto. Dan kita saling foto di dekat mading yang kita banggakan itu. Sayang, Ratih tiba-tiba jadi berubah. Apa dia marah ya, sama aku? Soalnya aku tadi bilang kalo gambar Pahlawan Revolusinya jelek, dan aku terus nyalahin dia karena masalah lem kayu yang dia bawa itu. Duuh, kok jadi gini sih? Aku jadi serba salah.

Dan setelah sesi foto-foto sudah selesai, aku langsung nyuruh beresin barang-barang yang udah berantakan. Palet yang kotor kena cat, kuas yang kena cat, kertas-kertas berserakan, alat-alal tulis, semuanya diberesin dan hanya ada mading di atas meja.

Fuuuh… leganya.

Sehabis itu, semuanya langsung beli-beli. Aku minta Metrim jagain madingnya, soalnya udah lapar buanget. Tapi, setelah begitu lama aku tinggal keluar, ada laporan dari Kamila kalau candinya ada yang dipatahin sama anak kelas XI. Uuuh, ada aja. Udah gitu nggak pake minta maaf sama aku! Kurang ajar! Pengen aku tonjok mukanya yang ketawa-ketawa terus dari tadi!

Dan akhirnya, waktu sudah habis dan kita harus meninggalkan mading kita di tempat. Semoga dapat nilai bagus!


RABU, 14 JANUARI 2009

Aku kira hari ini penilaiannya. Eh, ternyata nggak. Aku nggak tau kapan.

Kok aku jadi deg-deg-an sih ya?


KAMIS, 15 JANUARI 2009


Aku udah nggak terlalu mikirin mading itu. Tapi pagi ini, ada pengumuman kalau mading-masing kelas harap dibawa ke panggung untuk dinilai. Waduh, ternyata sekarang penilaiannya.

Aku dapat kabar nggak enak. Katanya Ardian, waktu madingnya mau disimpan, candinya copot. Dan waktu ditempelin lagi, malah copot lagi. Waah, kok jadi gini sih?

Dan aku sama Ardian menuju tempat disimpannya mading. Waaaaaa!!! Ternyata banyak banget yang copot! Untung aja Ardian bawa double tape. Soalnya double tape yang aku bawa udah habis. Dan aduh, makasih banget, akhirnya bisa nempel juga candi-candinya, maskipun awalya susah banget nempelin double tape-nya.

Waduuh, harus aku akui, kalau ternyata glitter mading ini benar-benar terlihat MENCOLOK BUANGET!!! Dan aku sama Ardian langsung bawa madingnya ke atas panggung untuk dipamerin.

Di panggung, mading kita ternyata dapat tempat istimewa! Tempatnya di atas sendiri dan tepat di tengah-tengah. Wuiiihhh… mading kita serasa istimewa banget getooo!

Matahari bersinar cerah tanpa adanya awan yang menghalangi sinarnya. Seperti adanya mading kita yang bersinar terang diterpa cahaya mentari –karena glitter yang begitu banyak dan background yang berwarna cerah– dan menjadikannya bagaikan pemenang sebenarnya.

Cring… cring… cring…

Begitu mungkin jika seandainya bisa bersuara. Tapi sayang banget, pengunjungnya banyak yang mengeluh lantaran terlalu silau, sampai-sampai harus memincingkan mata. Yahh, tak apalah. Itu sudah terlanjur. Kita emang nggak bisa memprediksikan hal itu sejak awal.

OKE!!! GO! GO! GO! Aku udah terlanjur mimpi tadi pagi. Mimpinya, waktu itu acaranya adalah penerimaan rapor. Dan aku ternyata dapat peringkat yang jelek, nomor 3 dari bawah. Yah, aku omongin hal itu ke Malthuf. Tapi katanya sih, itu artinya mau ada keberuntungan. Cieeee… tapi semoga aja itu bener. Dan katanya lagi, pasti madingnya ini dapat juara. Wiiieeee… amin. Aku jadi nggak sia-sia berjuang untuk mading ini.

Hari sudah makin siang, dan panas matahari udah makin menjadi-jadi. Lomba basket ball dan volley ball antar sekolah udah mau dimulai. Dan pengunjung mading pun mulai berkurang satu per satu. Aku yang lagi ambil foto langsung mengakhiri karena malu cuma seorang diri di atas panggung. Aku jadi kesepian lantaran semuanya berkumpul di lapangan.

Aku pun pergi ke belakang pentas. Di sana ada Bondan dan Nizar yang liat anak-anak main catur. Sangking panasnya, aku sampai berteduh di balik madingku sendiri. Tapi karena malu diliatin orang –mungkin aja ada yang liat– aku langsung berpaling. Tapi tiba-tiba aja mading-mading banyak yang berjatuhan. Waduuuh… aku jadi kewalahan beresin madingnya. Soalnya yang jatuh bukannya jatuh satu, tapi jatuh SATU-SATU. Haduuh… setelah aku rasa nggak akan ada yang jatuh lagi, lalu menuju perpus menghabiskan novel HAMKA Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Tapi aku jadi cepat bosen baca novel itu. Soalnya keganggu sama musik di luar.

Drrrt… drrrt… drrrt…

Eh, hepe-ku bergetar. Kaget aku jadinya. SMS dari Ardian. Isinya,

Dil, mading kita jatuh.

Hah? Aduuuh, baru aja aku nyantai. Malah ada tugas. Hhh… emang aku sekarang jadi seperti Pahlawan. Menolong mading-mading yang berguguran. Aku jadi kesel banget sama yang punya mading. Kok nggak mau beresin madingnya sendiri gitu lho? Nggak ada yang denger apa, kalo madingnya itu jerit-jerit minta tolong supaya dibenerin? Nggak tersentuh banget hatinya.

Duh, untuk hari ini, ceritanya bakalan panjang banget deh. Soalnya ceritanya benar-benar seru abis! Jadi sebaiknya kamu siapin mental kamu untuk baca posting ini yang Part 2. Jadi, sampai ketemu di halaman berikutnya.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda