Welcome to Mu_Ha Kuzuryu's Blog

Give your smile to everyone everyday. And remember, smile is special gift. Make tomorrow is better than today. OK!!!

Kamis, 21 Agustus 2008

The Candles




Sabtu, 16 Agustus 2008

Jam menunjukkan pukul 10 kurang 20 menit. Lalu aku menyiapkan barang-barang yang akan dibawa. Di antaranya adalah korek api. Karena udara malam ini cukup dingin, aku memakai jaket untuk menghangatkan badan. Dan pukul 10 kurang 10 menit aku berangkat ke sekolah diantar oleh ayah dengan naik mobil.

10 menit kemudian kami sampai di depan sekolah dan aku langsung absen ke B. Sunanik dan setelah absen aku diperiksa apa aku membawa korek api atau tidak. Dan tentunya aku bilang "Ya!" sambil menunjukkan korek api yang aku bawa. Setelah itu aku diberi 2 batang lilin. Aku pergi ke lobi untuk meletakkan tas dan jaket dan aku segera keluar.

Di jalan aku melihat banyak mobil dinas dan patroli, dan semuanya berhenti di depan Taman Makam Pahlawan (TMP). Di TMP tengah malam ini akan diadakan Upacara Suci. Pada acara ini kami siswa SMAN 1 Lumajang yang bertempat tinggal di dalam kota ditugaskan untuk menyalakan lilin di samping makam. Ini adalah tugas yang membanggakan, karena SMA 1 telah dipercaya untuk membantu menyukseskan acara ini. Dan ini untuk pertama kalinya aku dapat mengikuti kegiatan Upacara Suci ini. Dan aku merasa beruntung bisa mengikutinya.

Sambil menunggu siswa lain yang belum datang, aku berkumpul bersama teman-teman di trotoar jalan. Aku mendapat informasi bahwa kegiatan lomba dalam rangka memperingati Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-63 yang diadakan di lingkungan tempat tinggal temanku (Achmad Fatoni) kemarin (Jumat, 15 Agustus 2008) ternyata diliput oleh beberapa wartawan TV dan koran. Di antaranya stasiun televisi yang meliputnya adalah ... dan dia merasa senang dan bangga. Apalagi kegiatan itu diliput oleh wartawan korang Jawa Pos dan diterbitkan pada tanggal 16 Agustus 2008. Dan artikelnya diletakkan pada pojok kiri atas di halaman 31.

20 menit kemudian, kami semua berkumpul di depan pos satpam dan kami diberi sedikit penjelasan mengenai Upacara Suci tersebut. P. Djoko mengingatkan sekali lagi bahwa kami harus menjaga nama baik sekolah dan kami dilarang melakukan hal-hal yang dapat merusak acara seperti membakar daun-daun kering. Sekitar 10 menit kamudian, kami berangkat menuju TMP.

Memasuki TMP, aku merasakan keindahan tempat ini. dan aku pun ikut merasakan perjuangan para pahlawan yang merebut kemerdekaan dan mengusir para penjajah dari negeri ini. Dan sudah sepantasnya mereka diistirahatkan di tempai ini agar semua orang tahu perjuangan mereka demi mencapai kemerdekaan yang telah kita rasakan ini.

Setelah memasuki pintu masuk, kami berkumpul di halaman sebelah utara. Dan kami diberi penjelasan tatacara pelaksanaan tugas kami. Setelah penjelasan selesai dan kami semua mengerti, kami langsung menyebar ke pemakaman. Setiap anak ditugaskan menjaga 2 makam. Pada salahsatu makam yang aku jaga, ada satu makam tanpa nama pada batu nisannya. Makam ini adalah makam pahlawan tak dikenal. Entah siapa ia dan bagaimana perjuangannya aku tak tahu. Yang aku tahu dia telah mengorbankan nyawanya untuk melawan para penjajah yang tidak berperasaan merampas dan menyiksa orang-orang pribumi.

Dan muncul perasaanku untuk mengetahui makam pahlawan-pahlawan lainnya seperti Kapt. Kyai Ilyas, Kapt. Suwandak dan lain-lain. Tapi aku tidak bisa kemana-mana. Aku harus tetap di tempat.

5 menit kemudian, setelah aku menancapkan lilin di masing-masing makam yang aku jaga, aku dipindah untuk menjaga makam yang lain. dan aku kembali menancapkan lilin pada makam yang aku jaga ini. Kami semua menunggu upacara dimulai. Cukup lama kami menunggu persiapan upacara. Sampai-sampai ada anak yang ketiduran karena mungkin capek nunggu. Mungkin ada 40 sampai 50 menit kami menunggu. Aku pun sama seperti yang lain.

Jenuh.

Dan aku terdorong untuk duduk dan ngobrol sebentar dengan Toni.

10 menit kemudian (mungkin sudah tepat pukul 00.00), akhirnya Upacara Suci dimulai.

Aku pun tidak begitu memperhatikan urutan acaranya. Aku capek. Dan akhirnya tiba saatnya kami melaksanakan tugas. Setelah ada komando dan lampu-lampu yang menyala dipadamkan, kami nyalakan lilin pada makam itu. Aku cukup kewalahan karena lilin-lilinku cahayanya sebentar-sebentar redup dan akhirnya mati karena tertiup angin. Tapi akhirnya aku bisa mempertahankan lilin agar tetap menyala sampai upacara selesai.

Aku merasa akulah orang yang paling sibuk dengan lilin-lilinku.

Aku mencoba melihat ke belakang.

Indah.

Banyak cahaya lilin di sana. Dan cahaya lilin itu teratur. Lilin untuk menerangi pahlawanku. Inilah rasa hormat kami kepadamu. Dan inilah cara kami untuk menghormati jasa-jasamu pada negeri ini. Tak terukur dengan apapun.

Dalam doa kami, semoga limpahan rahmad selalu tercurahkan padamu dan jalan yang terang tertuju padamu. Semoga kepahitan dalam hidupmu berbuah manis di alam akhirat sana.

Amin...


0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda